Mahasiswa KKN PMD UNRAM Desa Bintang Rinjani 2025 memperingati hari anak nasional, disertai penyuluhan hukum anti-bullying pada 23 Juli 2025. di ponpes sa’adatuddarain NW Majuwet, Desa Bintang Rinjani.

Bintang Rinjani, Lombok Timur — Halaman Ponpes Sa’adatudarrain NW Majuwet di Desa Bintang Rinjani, Lombok Timur, berubah menjadi pusat keceriaan sekaligus edukasi. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKN PMD) Universitas Mataram menggelar peringatan Hari Anak Nasional yang dipadukan dengan penyuluhan hukum anti-bullying serta lomba-lomba literatif dan edukatif. Kegiatan ini semakin istimewa berkat kolaborasi dengan Remaja Masjid Termasyur desa setempat. (23/08/2025)


Semarak Pagi Dimulai dengan Senam Bersama

Sejak pukul 07.00 WITA, ratusan siswa MI Sa’adatudarrain NW Majuwet sudah memadati halaman sekolah. Matahari pagi yang hangat menyinari wajah-wajah ceria mereka. Lagu-lagu energik terdengar dari pengeras suara, mengiringi gerakan senam yang dipandu mahasiswa KKN.

Bukan sekadar olahraga, senam ini menjadi ajang pemanasan suasana. “Kami ingin anak-anak mulai hari ini dengan gembira dan penuh energi. Senam adalah cara sederhana membangun keakraban sebelum masuk ke sesi selanjutnya” ujar Widad, ketua dari KKN PMD Unram Desa Bintang Rinjani 2025.


Penyuluhan Hukum Anti-Bullying

Usai senam, peserta diarahkan menuju aula sekolah. Salah Satu Mahasiswa dari Fakultas Hukum Unram memaparkan materi tentang bullying: mulai dari definisi, bentuk-bentuknya—fisik, verbal, sosial, hingga cyberbullying—serta dampak yang ditimbulkan bagi korban.


Penjelasan hukum diberikan dengan bahasa sederhana. “Bullying itu ada konsekuensi hukumnya, apalagi jika sampai melukai fisik atau psikologis orang lain.Bahkan anak-anak pun perlu tahu aturan ini supaya saling menghargai,” kata Dini, salah satu anggota kelompok KKN, mahasiswi Prodi Hukum.

Agar materi lebih mudah dipahami, penyuluhan diselingi dengan menonton animasi, tanya jawab, dan simulasi peran. Dalam satu sesi, beberapa siswa diminta memerankan situasi bullying di sekolah, lalu peserta lain diajak memberi solusi. Tawa dan diskusi mewarnai proses ini, namun pesan seriusnya tetap sampai: bullying bukan candaan.


Lomba Literatif dan Edukatif

Lomba dimulai pukul 08.00 WITA dan berlangsung hingga 12.00 WITA. Ada berbagai kategori: Estafet ibu dan anak, math race, tebak gerakan, match card, dan oper bola berantai. Selepas semua lomba usai, acara dilanjutkan dengan penyuluhan anti-bullying, dengan tema “Belajar Dengan Gembira Tumbuh Dengan Cinta”.

Kolaborasi dengan Remaja Masjid Termasyur membuat lomba berjalan lancar. Mereka berperan sebagai ketua panitia, juri dan pendamping peserta. “Kami senang dilibatkan. Ini bukan hanya lomba, tapi cara kami memberi contoh bahwa remaja juga bisa berperan positif bagi adik-adik,” ujar Widad, ketua kelompok KKN PMD UNRAM Desa Bintang Rinjani 2025.


Dukungan Sekolah dan Warga

Hari Anak Nasional menjadi momen tepat untuk mengajarkan nilai-nilai menghormati dan melindungi teman. Kolaborasi antara mahasiswa KKN, sekolah, dan remaja masjid membuat pesan ini lebih kuat dan menyentuh langsung ke anak-anak.


Para guru dan warga ikut mengapresiasi acara ini, karena peringatan hari anak nasional pertama kali dilaksanakan di Desa Bintang Rinjani, serta diselenggarakan langsung oleh mahasiswa KKN yang mengabdi Desa tersebut, hal ini menjadi pengalaman pertama bagi guru serta orang tua dalam memperingati hari anak nasional.


Beberapa guru dan orang tua juga ikut menyaksikan lomba. Bagi mereka, acara ini bukan sekadar hiburan, tapi wadah pembelajaran karakter. “Kadang anak-anak tidak sadar kalau gurauan mereka bisa menyakiti temannya. Edukasi seperti ini membuat mereka lebih peka,” kata salah satu wali murid.


Penutup yang Berkesan

Menjelang siang, pemenang setiap lomba diumumkan. Sorak-sorai menggema saat nama-nama disebutkan. Hadiah berupa buku tulis, alat gambar, dan al qur’an. diberikan langsung oleh mahasiswa KKN dan perwakilan Remaja Masjid Termasyur.


Ketua KKN PMD Unram Desa Bintang Rinjani 2025, Widad, berharap acara ini memberi dampak berkelanjutan. “Kami ingin anak-anak tidak hanya mengingat keseruan lomba, tapi juga pesan yang kami bawa: bullying itu salah, dan setiap anak berhak merasa aman di sekolah maupun di rumah,” ujarnya.


Dengan senyum yang tersisa di wajah anak-anak dan pelajaran yang mereka bawa pulang, peringatan Hari Anak Nasional di MI Sa’adatudarrain NW Majuwet tahun ini bukan hanya pesta kegembiraan, tapi juga langkah kecil menuju lingkungan belajar yang lebih aman, ramah, dan penuh kasih.