
Karang Sidemen, 2 Agustus 2025 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Desa Karang Sidemen menggelar sosialisasi pencegahan pernikahan dini di SMPN 2 Batukliang Utara. Kegiatan ini berkolaborasi dengan Pengabdian Kepada Masyarakat Program Studi Sosiologi FHISIP UNRAM bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran para remaja mengenai risiko pernikahan anak, sebagai langkah mewujudkan generasi emas 2045.
Mengusung tema “Edukasi Regulasi dan Dampak Pernikahan Anak sebagai Langkah Menuju Generasi Emas 2045”, kegiatan dimulai dengan pembukaan yang dipandu oleh pembawa acara (MC). Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa sebelum materi disampaikan, panitia membagikan lembar pre-test yang harus diisi oleh peserta.
Memasuki sesi inti, materi disampaikan oleh Ibu Farida Hilmi, S.Sos., M.Sos., yang menjelaskan secara mendalam definisi dan kondisi pernikahan dini di Nusa Tenggara Barat (NTB). Beliau menguraikan sejumlah faktor yang memicu tingginya angka pernikahan anak, antara lain:
- Budaya dan adat: adanya norma yang mendorong anak menikah jika sering pulang larut malam, serta pengaruh budaya patriarki.
- Ekonomi dan pendidikan: anggapan bahwa pernikahan dapat menjadi jalan keluar bagi keluarga kurang mampu, ditambah mitos bahwa pendidikan tinggi justru menghambat jodoh.
- Perkembangan teknologi dan dekadensi moral: kurangnya pengawasan terhadap penggunaan gawai yang berisiko memicu perilaku berisiko hingga kehamilan tidak diinginkan.
Tak hanya menjelaskan faktor penyebab, pemateri juga menyoroti berbagai dampak negatif pernikahan dini, baik dari sisi pendidikan, ekonomi, kesehatan mental, maupun fisik. Materi ini diperkuat dengan penjelasan mengenai regulasi hukum yang melarang pernikahan anak, serta ajakan agar semua pihak—pemerintah desa, tokoh agama, guru, dan orang tua—turut berperan aktif dalam pencegahan.
Usai materi, siswa kembali diminta mengisi lembar post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman mereka. Setelah sesi cukup padat, suasana kembali dicairkan dengan sesi ice breaking yang dipandu mahasiswa, sehingga para peserta tampak antusias dan lebih santai. Sebagai bentuk apresiasi, panitia kemudian memberikan doorprize kepada siswa dengan nilai post-test tertinggi.
Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama seluruh peserta dan panitia sebagai kenang-kenangan. Melalui kegiatan ini, diharapkan tumbuh kesadaran bersama akan pentingnya menunda pernikahan hingga usia yang matang demi masa depan yang lebih baik, serta mendorong langkah konkret mencegah pernikahan dini di lingkungan sekitar.