Mataram—Para pemain di yang menikuti turnamen tarkam. Menghadapi risiko cidera tinggi tanpa jaminan, Saat pertandingan berlangsung hampir setiap pekan, Di lapangan-lapangan kampung dan desa, Karena permainan berlangsung keras dan sering tanpa pengawasan resmi, Minim pengamanan, tidak ada asuransi, dan wasit sering ditekan oleh penonton.

Di balik kemeriahan turnamen sepak bola tarkam, tersimpan risiko besar bagi para pemain. Pertandingan yang sering kali berlangsung keras tanpa aturan ketat membuat pemain rawan mengalami cidera, dari keseleo hingga patah tulang.

Menurut pengakuan salah satu pemain, banyak pertandingan tarkam tidak memiliki protokol medis. Bahkan, tidak jarang wasit mendapat tekanan dari penonton yang fanatik, membuat jalannya pertandingan jadi tidak netral.“Satu pelanggaran bisa jadi pemicu keributan. Pemain dituntut main keras demi menang, tapi tidak ada asuransi kalau cedera,” ujar Darma (24), pemain yang kerap berlaga di turnamen tarkam.

Minimnya regulasi dan pengawasan membuat turnamen tarkam berjalan semrawut. Meski demikian, karena tuntutan ekonomi dan minimnya lapangan pekerjaan, banyak pemain tetap turun ke lapangan.“Pilihan kita cuma dua, main dan dapat uang tapi berisiko, atau diam di rumah tanpa penghasilan,” tambah Darma.

Panitia seharusnya bisa ikut berperan membuat sistem yang lebih aman, seperti penyediaan tim medis atau aturan standar dalam setiap pertandingan. Panitia tarkam harus Meningkatkan keamanan dan keselamatan pemain dan ini menjadi PR besar jika turnamen tarkam ingin terus eksis tanpa memakan korban.