Lombok—Bagi Anisa Aprilia Muslim, pencak silat bukan hanya sekedar cabang olahraga. Sejak pertama kali mengenalnya di bangku kelas 3 SMP, pencak silat telah menjadi bagian penting dalam hidupnya. Menjadi tempat Ia belajar tentang semangat, persaudaraan, dan ketulusan dalam berjuang.
Gadis asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini mengenang betul bagaimama pencak silat memperkenalkannya pada nilai-nilai yang tak tergantikan. “Saya belajar arti persaudaraan, olahraga, dan seni bela diri.” Ungkap Anisa.
Langkah awalnya menjejak arena kompetisi dimulasi dari kejuaraan antar perguruan di Lombok Timur. Meski bukan ajang besar, pengalaman tersebut menjadi gerbang menuju mimpi-mimpi yang lebih tinggi lagi. Langkah demi langkah akhirnya berhasil membawa Anisa meraih mendali emas pertamanya dalam Kejuaraan Krida Internasional PSHT yang digelar di Madiun, Jawa Timur pada 2022.
Pertandingan itu tidak mudah dan menorehkan kesan yang mendalam bagi Anisa. “Pada saat itu, saya tiga kali bertanding dan yang ke empat bertemu dengan Jateng, disana saya berusaha maksimal untuk fokus karena lawan saya ini lumayan berat dan alhamdulillah saya bisa memberikan kemenangan.” Ujarnya penuh rasa syukur.
Mendali emas Krida Internasional PSHT 2022 menjadi pencapaian tertinggi dalam kariernya sejauh ini, bukan hanya sebagai kebanggaan pribadi tapi juga kebanggan bagi NTB.
Di balik semua pencapaiannya, ada satu hal yang menjadi pemacu semangat Anisa dalam perjuangannya yaitu keluarga. Bagi Anisa, keluarganya adalah alasan utama mengapa Ia terus bertarung dan tidak pantang menyerah, “Karna keluarga. Saya ingin berjuang agar dapat hidup layak dan lebih baik lagi.” Tuturnya menutup percakapan.
Di tanah NTB, Anisa Aprilia Muslim terus melangkah membawa semangat, cinta keluarga dan harapan dalam setiap gerak silatnya. Bukan hanya bertarung untuk mendali tapi juga untuk keluarga dan masa depan yang lebih baik.