Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mataram akan mengadakan seminar nasional komunikasi pada 17-18 Oktober mendatang di Hotel Golden Palace, Mataram. Kegiatan tersebut dilakukan guna menjawab tantangan era digital dalam memepersiapkan masyarakat NTB yang siap terhadap bencana dan berdikari secara ekonomi.


Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Mataram, Agus Purbathin menjelaskan bahwa kegiatan tersebut penting untuk dilakukan guna mengakomodir hasil-hasil pengabdian dari dosen, peneliti, atau lembaga masyarakat lainnya supaya dapat disebarkan ke publik. Selain itu, kegiatan tersebut juga diharapkan bisa mejadi ruang kontribusi banyak pihak dalam rangka ikut berpartisipasi membangun daerah terutama NTB.


“Kegiatan ini sangat strategis untuk membuka kepada publik tentang hasil-hasil pengabdian yang telah dilakukan berbagai pihak dalam berpartisipasi membangun masyarakat,” jelasnya ketika diwawancarai infolombok (8/10/19).
Dia juga menambahkan bahwa saat ini kita sedang membutuhkan kajian-kajian dan pengabdian kepada masyarakat tentang kesigapan akan bencana.

Menurutnya, komunikasi menjadi hal yang sangat penting ketika masyarakat terdampak bencana. Komunikasi menjadi semakin penting seiring dengan perkembangan teknologi digital. “Komunikasi sangat penting dalam memberdayakan masyarakat. Selain itu, dibutuhkan komunikasi yang tepat bagi masyarakat dalam upaya siap siaga bencana,” tambahnya.

Sementara itu, Siti Chotijah, selaku ketua seminar nasional yang bertema “Komunikasi Digital menuju Masyarakat Mandiri” tersebut menjelaskan bahwa tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk memperluas publikasi pengabdian masyarakat yang telah dilakukan akademisi maupun pihak lainnya.

“Tujuannya untuk mempublikasi hasil pengabdian masyarakat yang telah dilakukan akademisi agar berguna bagi masyarakat luas,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa tidak hanya untuk publikasi, kegiatan ini juga dapat menjadi wadah kolaborasi bagi banyak pihak untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di tengah masyarakat. “Membuat wadah untuk kolaborasi antara akademisi dengan praktisi dan pemangku kebijakan untuk mendesiminasi hasil pengabdian masyarakat,” ujarnya.


Menurutnya, NTB sebagai salah satu destinasi pariwisata yang menjadi prioritas nasional wajib memanfaatkan teknologi dan menggerakkan ekonomi kreatif di tengah era digital saat ini. Selain itu, NTB juga dituntut untuk menjadi daerah yang siaga bencana dan melakukan pembangunan yang berwawasan lingkungan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.


Pendaftaran seminar nasional ini sendiri telah dimulai sejak 20 Juli hingga 20 September. Beberapa subtema yang akan dibahas dalam seminar tersebut adalah ekonomi kreatif, penguatan komunitas dan penaggulangan bencana, zero waste, pariwisata berkelanjutan, media baru dan multikulturalisme. Acara ini rencananya akan dihadiri oleh Peneliti, Pegiat Sosial dan Entrepreneurship, Dwi Purnomo, Pengarah BNPB sekaligus Dewan Pengarah UN CERF, Rahmawati Husein, dan Dirjen Kominfo, Samuel Abrijani.