
Mataram- Penyu hijau merupakan satu –satunya spesies dalam golongan Chelonia dan penyu ini masuk dalam salah satu hewan yang terancam punah. Untuk mempertahankan spesiesnya penyu hijau di Desa Kampung Baru Kabupaten Lombok Timur ini, sangat membutuhkan penangkaran dan tempat budi daya yang layak, Kamis (19/9/2019).
Datang dan bertelur tentu saja sebuah kejadian yang sangat langka dari seekor penyu hijau yang sudah berada dalam kategori terancam punah. Agustus 2018 merupakan bulan dimana seekor penyu hijau datang untuk bertelur pertama kalinya ke Desa Kampung Baru. “kehadiran Anjing merupakan pertanda ketika ada seekor penyu yang datang untuk bertelur, suara anjing akan ada dimana-mana dan lolongannya sangat besar, ketika penyu tersebut sedang menggali lubang dan menyembunyikan telurnya di tepi pantai yang rawan terhadap predator, karena itulah saya memilih untuk memindahkan telur penyu tersebut ke tempat yang lebih aman” ujar Kamarullah ketika didatangi ke tempat tinggalnya.
Niat baik saja tidak cukup, karena tempat tinggal yang sempit di tambah dengan peralatan yang sangat minim. Kotak dari Styrofoam yang biasa digunakan untuk menyimpan ikan hasil tangkapan di Laut beralih fungsi menjadi tempat tinggal untuk tukik maupun penyu dewasa, hal tersebut terjadi karena memang tidak ada tempat lain yang layak. Penyu hijau biasanya akan datang lagi untuk bertelur ke desa Karang Baru setelah 3 bulan. Sekali bertelur, penyu hijau akan menghasilkan 120-170 butir telur, tetapi hanya 70% saja dari keseluruhan telur tersebut yang akan menetas “tukik yang lebih dulu menetas akan memakan telur lain yang belom menetas. Supaya ada ruang di dalam lubang pasir sebelum mereka keluar ke permukaan” ujarnya.
Setelah telur menetas dan menjadi tukik selama 4 bulan maka tukik-tukik tersebut siap untuk dilepaskan kembali ke laut. Biasanya Kamarullah hanya menyisakan 2 ekor tukik untuk dirawat hinga menjadi penyu dewasa, ketika penyu hijau yang lain datang kembali untuk bertelur, maka tukik yang dirawat sebelumnya akan dilepaskan lagi kartena tidak ada wadah yang cukup untuk merawat yang lama. Hingga sekarang, Kamarullah sudah melakukan 7 kali pelepasan tukik ke pantai.
”Harapan saya, berikan solusi, seperti penangkaran tukik dan penyu-penyu tersebut, karena disini sangat minim peralatan sehingga saya terkadang memberikan tukik-tukik itu kepada mereka yang ingin merawatnya. Ketika penyu sudah beranjak dewasa maka sudah tidak muat jika ditempatkan dalam kotak, karena terlalu sempit. Penyu hijau tersebut merupakan hewan langka yang harus dilindungi, jadi saya berharap mungkin akan ada bantuan dari pemerintah, kalau tidak dibuatkan penangkaran seperti ditempat lain setidaknya ada bantuan alat seperti kotak yang lebih besar ataupun lebih banyak untuk kami, karena dua ekor penyu saja bisa menghasilkan 200 telur, nah dimana kita harus merawat untuk yang sebanyak itu” lengkap Kamarullah.