LOMBOK TIMUR– Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKN-PMD) Desa Sugian, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, berkolaborasi dengan Kampung ProKlim Desa Sugian untuk mengembangkan program budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) sebagai langkah konkret mengatasi permasalahan sampah organik sekaligus menyediakan alternatif pakan ternak murah dan bernutrisi tinggi.
Program bertajuk “Pengoptimalan dalam Pengembangan Program Maggot Ramah Lingkungan untuk Kesejahteraan Berkelanjutan” ini menyasar masyarakat Desa Sugian yang mayoritas berprofesi sebagai petani, peternak, dan nelayan. Selama ini, sampah organik rumah tangga dan limbah pasar kerap berakhir di Tempat pembakaran sampah, yang dapat memicu bau tak sedap, pencemaran lingkungan, dan risiko kesehatan.
Di sisi lain, tingginya harga pakan komersial menjadi tantangan bagi peternak ayam, bebek, dan ikan setempat. Melalui budidaya maggot, tim KKN-PMD menawarkan solusi dua manfaat sekaligus: mengurai sampah organik menjadi produk bernilai ekonomi berupa maggot segar atau kering sebagai pakan ternak, serta residu budidaya yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
Kegiatan penyuluhan dan pelatihan budidaya maggot dilaksanakan pada Senin, 4 Agustus 2025 di Rumah Kepala Dusun Kokok Pedek, dihadiri sekitar 30 peserta dari berbagai unsur masyarakat, termasuk anggota PKK, karang taruna, Kelompok ProKlim, ASKA, dan perangkat desa.
Dua pemateri hadir memberikan wawasan dan keterampilan praktis. Pemateri pertama, I Gusti Ngurah Aryawan Asasandi, S.P., M.Si., memaparkan materi bertema “Kenal Maggot, Maggot Kenal Solusinya: Edukasi Cerdas Lingkungan, Ekonomi Berkelanjutan”. Beliau menyoroti pentingnya pengelolaan sampah organik, peran maggot sebagai pengurai, serta potensi usaha yang bisa dikembangkan.
Pemateri kedua, Dedi Irawan dari Kelompok ProKlim Desa Sugian, memandu praktik lapangan bersama tim mahasiswa KKN-PMD. Peserta mempelajari langsung pembuatan media budidaya menggunakan ember/kotak plastik, teknik penetasan telur BSF, pemberian pakan organik, hingga metode panen yang efektif.
Antusiasme warga terlihat dari banyaknya pertanyaan seputar sumber bibit, jenis pakan organik terbaik, pengendalian bau, dan peluang pemasaran. Momen praktik lapangan menjadi sorotan, di mana peserta bisa melihat langsung siklus hidup maggot dan mencoba langkah-langkah budidaya secara mandiri.
Ketua Tim KKN-PMD Desa Sugian menyampaikan bahwa program ini diharapkan mampu mengurangi volume sampah organik, menekan biaya pakan ternak, serta membuka peluang usaha baru berbasis lingkungan. “Dengan kolaborasi antara masyarakat, kelompok lingkungan, dan akademisi, kami yakin budidaya maggot akan menjadi solusi berkelanjutan bagi Desa Sugian,” ujarnya.