Lombok Timur, 28 Juli 2025 — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Universitas Mataram (UNRAM) yang tergabung dalam Kelompok KKN Desa Sembalun Bumbung 1 dan 2 menggelar Pelatihan Budidaya Jamur Kancing sebagai upaya mendorong ekonomi hijau dan pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan ini dilaksanakan di Rumah Qur’an Desa Sembalun Bumbung dan diikuti oleh lebih dari 45 warga, mayoritas ibu rumah tangga. Program ini lahir dari kolaborasi antara KKN PMD UNRAM Kelompok 1 & 2, Pemerintah Desa Sembalun Bumbung, Pascasarjana Universitas Mataram dan ASASI NTB dan didampingi oleh dosen pembimbing lapangan KKN, Dr.rer.nat. Teti Zubaidah, S.T., M.T. dan Dr. Ir. Rosmaliati, S.T., M.T., mendampingi mahasiswa sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan.
Narasumber pelatihan adalah Bapak Sumedi, S.Fil., M.M.A., pendiri sekaligus pengelola PT. Media Agro Merapi di Sleman, Yogyakarta, perusahaan agribisnis jamur yang bergerak dari produksi benih hingga olahan jamur. Berpengalaman lebih dari dua dekade, bapak Sumedi aktif melatih petani dan masyarakat di berbagai daerah dalam budidaya jamur modern yang ramah lingkungan. Dalam pelatihan ini, bapak Sumedi membawakan materi mengenai teori dasar budidaya jamur, teknik pembuatan media tanam berbahan limbah organik (jerami), proses inokulasi bibit, hingga strategi pemasaran hasil panen.

Sebagai bagian dari rangkaian acara, panitia juga menggelar Mushroom Festival, yaitu lomba masak berbahan jamur yang diikuti oleh peserta pelatihan yang dibagi menjadi 15 kelompok. Lomba ini bertujuan mendorong kreativitas warga dalam mengolah jamur menjadi aneka hidangan bernilai jual tinggi. Penilaian dilakukan oleh dewan juri dari perwakilan dosen UNRAM, dengan kriteria cita rasa, kreativitas, dan penyajian.
Sunardi, Kepala Desa Sembalun Bumbung, menyampaikan apresiasinya atas dukungan berbagai pihak. “Program ini bukan hanya memberi keterampilan baru, tetapi juga sejalan dengan visi desa mandiri dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Dengan pendampingan berkelanjutan, diharapkan warga mampu mengembangkan usaha jamur kancing secara mandiri, mengurangi ketergantungan pada komoditas musiman, dan menjaga kelestarian lingkungan. Inovasi sederhana ini diharapkan menjadi inspirasi bagi desa lain dalam mengoptimalkan potensi lokal secara berkelanjutan.