
Lombok Utara – Desa Segara Katon, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, dikenal memiliki potensi besar di sektor peternakan dan pertanian. Namun, belum optimalnya pengelolaan limbah ternak menjadi tantangan serius bagi masyarakat setempat. Limbah yang tidak ditangani dengan baik berisiko mencemari lingkungan dan menimbulkan bau tidak sedap.
Sebagai respon terhadap kondisi tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mataram tahun 2025 melaksanakan program “Pengolahan Limbah Ternak Menjadi Pupuk Organik Padat dan Urea Molases Blok” sebagai salah satu program kerja utama di Desa Segara Katon. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kontribusi mahasiswa dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam hal pemanfaatan limbah dan peningkatan hasil pertanian warga.
Program ini diawali dengan sosialisasi kepada masyarakat dan kelompok tani ternak yang tersebar di Desa Segara Katon tentang pentingnya pengelolaan limbah dan potensi kebermanfaatan ekonominya. Mahasiswa kemudian mempraktikkan secara langsung cara pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik padat, serta pembuatan urea molases blok yang dapat digunakan sebagai pakan tambahan bagi ternak. Seluruh proses dilakukan menggunakan bahan-bahan lokal yang murah dan mudah didapat.

Tidak hanya memberikan pelatihan, mahasiswa juga membantu warga membuat prototipe pupuk dan mineral blok sebagai contoh yang bisa mereka tiru di rumah masing-masing. Produk hasil olahan ini kemudian diberikan kepada petani dan peternak sekitar untuk uji coba, dengan harapan ke depannya warga dapat mengembangkan produksi skala rumah tangga secara mandiri.
Program ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Mereka menyatakan antusias untuk melanjutkan pengolahan limbah ternak ke depannya karena manfaatnya langsung dirasakan, baik dari segi pengurangan limbah maupun peningkatan hasil pertanian dan kesehatan ternak.
Dengan semangat kolaborasi dan keberlanjutan, mahasiswa KKN Universitas Mataram berharap agar program ini menjadi langkah awal menuju pengelolaan lingkungan yang lebih baik serta mendorong kemandirian ekonomi masyarakat desa. Limbah bukan lagi masalah, melainkan peluang emas untuk masa depan yang lebih hijau.