Mataram, 11 Juni 2025 — Aktivitas mendaki gunung kini bukan lagi sekadar hobi kalangan pecinta alam. Di era digital dan tren gaya hidup sehat, naik gunung telah menjelma menjadi salah satu bentuk olahraga favorit anak muda Indonesia. Selain menyehatkan tubuh, suasana alam yang tenang dan udara segar dianggap menjadi sarana healing dari rutinitas harian yang padat. Foto-foto puncak gunung, kabut pagi yang mempesona, hingga kebersamaan di tenda membuat banyak anak muda penasaran untuk ikut merasakan sensasi mendaki. Namun, di balik popularitas tersebut, muncul pula kekhawatiran, banyak pendaki pemula yang hanya ikut-ikutan alias FOMO tanpa memperhatikan keselamatan.
Hal ini disampaikan oleh Aji, salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mataram yang hobi mendaki gunung. Ia mengaku sering menemukan pendaki yang mendaki hanya dengan sepatu sneakers dan tanpa jaket bahkan banyak diantara mereka yang tidak mebawa alat kesehatan darurat seperti p3k. “Gunung bukan tempat liburan biasa. Kita harus siap fisik, mental, dan perlengkapan. Healing tetap penting, tapi jangan abaikan keselamatan” katanya.
Hal ini juga sejalan dengan data yang dihimpun oleh situs Jelajah Lagi, sejak 1 Januari 2013 hingga Mei 2024, sebanyak 155 pendaki tewas saat melakukan pendakian di berbagai gunung di Indonesia. kondisi jalur yang ekstrem, perubahan cuaca yang cepat, serta minimnya kesiapan sebagian pendaki kerap menjadi faktor penyumbang terjadinya kecelakaan. Angka tersebut seharunya membuat kita sadar seberapa pentingnya kesiapan sebelum melakukan pendakian. Baik persiapan secara fisik maupun mental dan perlengkapan.
Banyak komunitas pendaki bahkan mulai aktif mengedukasi anak muda lewat media sosial, mengajak mereka untuk lebih sadar akan pentingnya persiapan sebelum mendaki. Bahwa gunung bukan hanya tempat untuk bermain main.
Dengan meningkatnya minat generasi muda terhadap kegiatan luar ruang, penting bagi semua pihak, baik pendaki, komunitas, hingga pengelola jalur pendakian untuk terus mengedepankan aspek keselamatan. Karena kenikmatan puncak gunung akan terasa lebih berarti ketika diraih dengan persiapan yang matang dan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan alam.