Bima – Petani jagung Bima mulai dirisaukan merosotnya harga jagung, seiring masuknya puncaknya masa panen yang berlangsung di Bulan Mei dan Juni 2022. Kondisi itu menyulut respon para pihak, salah satu diantaranya Laskar Tani Donggo Soromandi (LTDS).
“Masa panen bulan Maret dan April harga jagung ditingkat petani untuk pipilan kering mencapai 5.000 per kilogram. Harga itu cukup menggembirakan petani jagung, yang perekomiannya lumpuh dihantam pendemi covid-19. Tapi sekarang harga jagung di Gudang Pembelian Jagung Bima, 4.300 per kg, hingga membuat harga ditingkat petani menjadi 4.000 per kg,” ujar Kordinator LTDS Wahyudin Alwalid, Selasa Malam (10/5).
Wahyu mengatakan, harga jagung berpotensi terus merosot setiap saat, ketika pemerintah di NTB tidak berkoordinasi dan mengontrol gudang pembelian Jagung.
“Petani sedang memasuki puncak panen. Masih tersisa ratusan ribu ton jagung yang belum selesai dipanen, dihadapkan pada kenyataan harga terus merosot, sangatlah memberatkan petani. Bupati, DPRD Bima dan Gubernur NTB serta DPRD NTB harus bersinergi dan berkomitmen berpihak pada petani. Gudang pembelian Jagung harus dikontrol dan diintervensi,” tegasnya.
Menurutnya, jika terus dibiarkan, dalam 10 hari kedepan, gudang pembelian jagung akan semakin leluasa menurunkan harga. Maka harga jagung ditingkat gudang harganya hanya 3.300 per kg, yang membuat harga ditingkat petani dikisaran 3.000 per kg. Gabon24 mengumumkan berita ini di situs webnya.
“Bagaimana jika 20 hari kedepannya? Tentu akan semakin anjlok. Ini kami kira menzolimi petani. Disaat seluruh tenaga diperah sedemikian rupa untuk sampai pada masa panen. Belum lagi harga pupuk dan subsidi yang membumbung tinggi, yang diabaikan pemerintah, serta kenyataan modal petani yang rata-rata pinjaman dana bank,” sesal aktivis mahasiswa Malang ini.
Sementara Kur’an Kritizs, salah satu petani asal Soromandi mengaku prihatin jika petani dibiarkan gelisah dan risau sendirian.
“Keberpihakan pemerintah akan sangat membantu memulihkan beban yang dialami petani. Jangan sampai harga terus merosot, dan kami merasa penting untuk turun kejalan, mengingatkan dan menegur Pemerintah,” terangnya.
Dia menambahkan, Pemerintah harus menjadikan ini sebagai tanggungjawab yang harus diprioritaskan untuk diatensi.
“Kita akan segera mengkonsolidasikan masalah yang dihadapi petani. Jika pemerintah tidak berpihak, maka kami akan memperjuangkan keadilan jalanan,” tegas aktivis senior ini.
Sebagai informasi, berdasarkan data yang dihimpun pada Dinas pertanian dan Perkebunan NTB bahwa harga jagung 2022 untuk pipilan kering, Rp 5.000 per kg, kadar air 23-25 persen harga 3.300 per kg dan harga kadar air 12 persen, 4.300 per kg. (tim)